Seorang sufi bertanya kepada seorang
fakih, "Ada hamba Allah yang ketika mendapat ujian, ia sama sekali
tidak merasa terganggu atau terancam."
Sang fakih menjawab,"Aku
tidak mengerti, bagaimana ia boleh berbuat sedemikian?"
"Tentu sahaja. Perumpamaannya
adalah seperti malaikat yang ditugaskan neraka. Ia berada di neraka namun
panasnya api neraka sama sekali tidak membahayakan mereka."
Kalau kita membaca Al-Quran, kita
akan mengetahui kisah Nabi Ibrahim a.s. ketika kaumnya berkata kepadanya,
"Bakarlah dia dan belalah tuhan kalian!" Kemudian mereka
melemparkan Nabi Ibrahim ke dalam api.
Baginda bertawakkal kepada Allah dan
mengucapkan "Hasbunallah Wa Ni'mal Wakiil (Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)".
Kemudian turun perintah Allah, kami
berkata, 'Wahai api, jadilah kau dingin dan aman bagi Ibrahim.'"
Allah s.w.t menjaganya kerana baginda setia kepada Allah dalam segala
perbuatan.
Siapa yang setia kepada Allah,
bererti menjadikan Allah sebagai waliNya. Siapa yang menjadikan Allah sebagai
waliNya dan menjalani hidup seperti Allah inginkan, tentu Allah akan
menjaganya, Sehingga ketika berbagai fitnah menerpa, ia tidak dibahayakan. "Bukankah
Allah mencukupi hambaNya?!"
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang
berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain
Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.”-atTaubah,16
Bismillah....
ReplyDeleteManusia yg hatinya tenang walau ditimpa ujian adalah mereka yg yakin kpd janji Allah & yakin kehidupan kekal hr akhirat.
Berkata Hassan al-Basri: Apabila perhatian seseorang hamba ditujukan kpd akhirat ,maka Allah akan menjaga hajatnya dan mengayakan hatinya.Dan apabila perhatian tertuju hanya kepada dunia,maka Allah akan memperbanyakkan masalahnya dan menjadikan kefakiran di depan matanya.
Allahakbar,sungguh indah makna kata2 ni..moga2 tergolong dlm kalangan tersebut.
ReplyDeletesekadar perkongsian,,
ReplyDeleteSebuah kisah dari zaman silam… Diceritakan dari Asy Syaikh Al Imam Abu Nashir As SamarQand;
Adalah Hasan al-Basri semasa mudanya,tampak segak mengenakan pakaian yang serba indah dan sering berjalan mengelilingi kota Basra.Tiba-tiba dia terlihat wanita cantik jelita,maka Hasan al-Basri mengikuti di belakangnya.
Si wanita itu menoleh ke belakang seraya berkata:"Apakah engkau tidak malu ??? "
"Malu kepada siapa?", kata Hassan al-Basri"
“Malu kepada zat (Allah) yang Maha Mengetahui,mata yang khianat dan apa-apa yang terletak di dalam kalbu hamba-hambaNya", jawab wanita itu.
Oleh kerana timbul rasa cinta, tidak sabar dan tidak terkuasai nafsunya, Hasan al-Basri terus menerus mengikuti wanita ini.
Bertanya wanita itu lagi : "Mengapa engkau selalu terus mengikuti ku?"
Kata Hasan al-Basri itu : "Sesungguhnya aku terpesona dengan pandangan matamu"
Jawab wanita itu : "Kembalilah,nanti saya akan kirimkan padamu,apa-apa yang engkau inginkan "
Hasan al-Basri mengira, bahawa wanita itu telah merasa bahawa cintanya disambut, maka dia pun kembali. Maka datanglah seorang pelayan wanita mengadap Hasan al-Basri dengan membawa sebuah bekas yang tertutup dengan sapu tangannya. Hasan al-Basri membuka penutup,terpandang akan sepasang mata wanita tadi.
Kata pelayan itu : "Sesungguhnya saya tidak inginkan mata yang menyebabkan timbulnya fitnah (terpesona) seseorang"
Gementarlah hati Hasan al-Basri, berdirilah buluromanya serta dipegangi dagunya seraya berkata, "Sungguh celaka engkau, sudah berjanggut tidak lebih malu daripada wanita itu".
Dia pun menyesal dan bertaubat dari saat itu,berterus-terusan menangis semalaman. Pagi-pagi harinya,dia datang ke rumah wanita itu,untuk meminta maaf dan menghalalkan kesalahannya tetapi pemilik mata tersebut telah meninggal dunia.
Hasan al-Basri menangis sehingga 3 hari lamanya. Pada malam ketiga bermimpilah Hasan al-Basri melihat wanita itu sedang duduk di dalam syurga dan Hasan al-Basri berkata kepadanya dalam mimpi. "Halalkanlah olehmu segala kesalahan saya.”
Kata wanita itu ; "Sesungguhnya semua telah saya halalkan kerana saya telah memperoleh kebaikan yang banyak dari Allah,oleh sebab engkau"
Kata Hasan al-Basri lagi ; "Berilah aku nasihatmu"
Kata Wanita tersebut; "Kalau engkau bersendirian,berzikirlah {ingatlah} kepada Allah Ta'ala dan setiap pagi dan petang beristighfarlah kepada Allah serta bertaubatlah kepadaNya."
Maka Hasan al-Basri pun menerima nasihatnya serta melaksanakannya sehingga dia menjadi orang terkenal di kalangan masyarakat kerana kezuhudannya serta ketaatannya kepada Allah Taala. Dan dia pun memperolehi darjat tinggi lagi mulia di sisi Allah, serta menjadi seorang wali Allah."
alhamdulillah..syukran utk perkongsian ini..barakallahu fiik..
ReplyDelete